Dalam memilih bisnis atau usaha, bisa ditentukan dengan bidang yang ada hubungannya dengan latarbelakang
pendidikan, hobi atau yang dapat dibackup oleh
keluarga, teman, dsb.
Seperti Contoh diperbolehkan mengambil
barang dagangan dari teman saudara atau orang lain, tapi dengan cara hutang dulu atau pembayaran tempo, karena kita belum mempunyai modal yang cukup untuk membuka usaha, atau outsourcing pekerjaan cetak buku ke percetakan tapi
bayarnya dicicil karena yang punya percetakan adalah paman sendiri, dsb.
Manfaatkan
asset apapun yang ada, dan yang dapat dimanfaatkan seoptimal
mungkin, baik aset fisik maupun non fisik (aset yang tidak terlihat /intangible sebagai contoh
aset yang berupa skill, pengalaman kerja, hubungan baik, kepercayaan,
jaringan, dsb).
Manfaatkan asset apapun yang kita
punya, tidak perlu memikirkan ide bisnis yang tidak kita miliki. Jangan memulai bisnis dengan asset nol.
Sebagai
contoh, Anda biasa bekerja sebagai sales disebuah perusahaan kemudian
ingin berwiraswasta, meskipun Anda mempunya ide produk yang hebat maka
jangan berpikir untuk mengembangkan produk tersebut disaat kita merintis
usaha, karena terlalu banyak variabel yang diperlukan untuk sukses
dalam sebuah bisnis produksi, kembangkan terlebih dahulu bisnis jasa,
pemasaran, konsultan, dsb... hindari bisnis produksi yang memakan biaya
besar dalam mengembangkannya, semua ada waktunya, bersabarlah.
Carilah
teman yang punya produk yang menarik untuk dipasarkan atau di jual
dengan merek dan kemasan sendiri. Cari dulu pengalaman menjual dan
melayani pelanggan baru berpikir produksi, bangun intangible asset baru
sebanyak-banyaknya untuk pengembangan produk baru dimasa depan.
Jika sudah berjalan sekian lama, akan terbentuk pola, gambaran yang
tepat tentang produk yang cocok untuk dikembangkan sendiri.
Yang
paling utama dalam sebuah bisnis adalah memiliki pasar (market), punya
merek dan dipercaya orang. Selanjutnya produksi bisa outsourcing.
Contohnya : sepatu Nike, pemilik sepatu Nike tidak mempunyai pabrik,
tapi mereka mempunyai merek yang kuat dan pasar yang besar. (Saya tidak
tahu apa Nike masih seperti itu atau sudah punya pabrik sendiri
sekarang).
Juga kebanyakan perusahaan IT hampir sebagian besar
outsourcing ke Taiwan, Korea, Malaysia dan Cina untuk produksi notebook
dan peralatan elektroniknya. Seperti Apple dengan iPod dan iPhone-nya,
kalau kita lihat dibalik produknya akan terbaca "made in china", tapi
mereka bisa berhasil menguasai pasar pemutar MP3 dan nomor dua untuk
smartphone.
No comments:
Post a Comment