Sunday, October 2, 2011

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini (Early childhood education) adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Tujuan dari Early childhood education adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, sosial, dan emosional sesuai dengan tingkat usianya.
 

Early childhood education yang dikenal di Indonesia dengan istilah Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Tujuan dari Early childhood education adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, sosial, dan emosional sesuai dengan tingkat usianya.
 

Lembaga penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini yang formal diantaranya : tempat penitipan anak (child care), kelompok bermain (play group), taman kanak-kanak (TK)atau Raudlatul Athfal (RA) . Penyelengeraan ini bersifat formal, sehingga perlu adanya kurikulum yang memiliki muatan tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini. Kurikulum yang dikembangkan seyogianya dapat mengakomodasi tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini, sehingga dapat mengembangkan potensi anak sejak dini dan berkembang secara wajar sebagai anak. (Disarikan dari Dedi Supriadi, 2002 : 3).
 

Taman kanak-kanak (TK) atau Raudlatul Athfal (RA) merupakan lembaga pendidikan formal, yang implementasinya lebih menekankan pada prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain dan bermain adalah bekerja bagi anak. Bermain merupakan sarana yang efektif dalam upaya pengembangan kreativitas anak usia dini secara motorik, sosial dan kognitif. Pengembagan kreativitas tersebut, perlu diupayakan dalam kehidupan anak; baik di rumah oleh orang tua maupun lingkungan Taman Kanak-kanak oleh guru.
 

Taman kanak-kanak (TK) atau Raudlatul Athfal (RA) merupakan salah satu lembaga formal penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, yang implementasinya lebih menekankan pada prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Peran guru TK/RA di dalam pelaksanaan pembelajaran lebih bersifat sebagai pembimbing dan fasilitator. Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan secara integrated yang meliputi aspek pengembangan kognitif, bahasa, sosial dan emosi dalam upaya pengembagan kreativitas anak usia dini.
 

Pengembangan kreativitas anak usia dini dapat diupayakan melalui permainan yang dirancang oleh guru TK, karena dengan permainan anak dapat mengembangkan serta mengintergrasikan semua potensinya, sehinga mereka lebih kreatif. Peran guru dalam kegiatan permainan anak adalah memberikan dorongan, membimbing bermain bagi anak dan membantu anak mengembangkan potensinya, sehingga mereka menjadi anak yang kreatif. 

Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang sangat penting, karena melalui bermain anak dapat mengembangkan serta mengintergrasikan semua potensinya, sehinga mereka lebih kreatif. Untuk itu guru TK/RA perlu kreatif pula di dalam merancang permainan anak sebagai upaya pengembangan kreativitas anak usia dini. Peran guru yang terpenting adalah memberikan dorongan, membimbing bermain bagi anak dan membantu anak mengembangkan potensinya, sehingga mereka menjadi anak yang kreatif.

Saturday, October 1, 2011

Gerakan Nasional Kewirausahaan


Jakarta, Kompas - Pendidikan kewirausahaan perlu menjadi gerakan nasional. Dengan jiwa dan kecakapan berwirausaha, masyarakat dapat digerakkan agar bersemangat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan mandiri. Kekayaan alam akan dapat dikelola dengan baik untuk kesejahteraan umum.

Demikian terungkap dalam acara peluncuran program utama Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) ke publik, ”Entrepreneurship Changes Our Future”, Senin (23/2). Selain itu juga ditandatangani perjanjian kerja sama antara pengusaha properti Ciputra (pendiri UCEC), Martha Tilaar (pendiri PT Martha Beauty Gallery), dan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri yang dipimpin Haryono Suyono. Mereka akan bekerja sama membuat pelatihan dan pembekalan kewirausahaan bagi masyarakat miskin di perkotaan dan pedesaan.
Ciputra berpendapat, Indonesia butuh strategi lompatan besar untuk atasi masalah pengangguran, yakni dengan memberdayakan masyarakat. Dengan kemampuan berwirausaha, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa lain. Gagasannya itu tertuang dalam buku Ciputra Quantum Leap Entrepreneurship Mengubah Masa Depan Bangsa dan Masa Depan Anda.

Haryono dalam sambutannya mengatakan, semangat dan kemampuan berwirausaha bermanfaat di mana pun seseorang berkarya. Semangat kewirausahaan yang menekankan inovasi, kreativitas, kemampuan melihat peluang, dan etos kerja keras berguna dalam mengembangkan organisasi apa pun. Martha Tilaar mengungkapkan, sumber daya alam di Indonesia pun dapat dikelola dengan baik dan meningkatkan kesejahteraan.

Tiga program utama universitas itu ialah pelatihan kewirausahaan bagi tiga kelompok, yakni masyarakat, pendidik (pelatih), dan lembaga pendidikan. (INE)